Senin, 09 November 2009

perkembangan teknologi

Teknologi sebagai salah satu perkembangan peradaban dan kebudayaan sudah tidak dapat dihindari untuk terus berkembang seiring dengan kebutuhan manusia. Perkembangan teknologi tidak mengenal usia dan tempat. Di Indonesia atau dibelahan dunia manapun akan terimbas dan merasakan perkembangan teknologi tersebut. Tapi sayang perkembangan teknologi tersebut tidak dapat ditahan atau dihentikan sejenak bagi mereka yang belum siap menghadapi perkembangan teknologi tersebut, bahkan muncul wacana “tertinggal jaman” dikalangan masyarakat jika tidak mampu mengikuti perkembangan terknologi tersebut. Kita sebagai pribadi kadang memiliki atau sedikitnya punya keinginan dengan sesuatu yang kadang hal tersebut bukanlah suatu kebutuhan, hal inilah yang justru membuat teknologi sangat tidak bermanfaat bahkan dapat membuat orang yang mempunyai sarana yang katanya “canggih” menjadi bumerang. Sisi negatif dari teknologi justru perlahan tapi pasti terkuak, terkuasai, dan tertransfer tanpa sengaja kepada generasi berikutnya.

Hal ini karena tidak sadarnya kita bahwa suatu perangkat yang sarat teknologi baru tersebut sungguh bukan suatu kebutuhan bagi kita, hanya sekedar keinginan yang terpenuhi. Contoh kecil dan mungkin teramat kecil dari teknologi yang ada sekarang adalah handphone (telepon genggam). Sekitar kurun waktu tahun 80 – 90 an, handphone hanyalah dimiliki oleh para mereka yang mempunyai kelebihan uang. Seiring dengan perkembangan teknologi handphone yang tadinya hanya berbasis teks, kini sudah mempu bersuara bahkan lebih dari itu, mungkin orang sekarang menyebutnya dengan multimedia. Disekeliling kita bukan suatu hal aneh jika anak sekolah seusia SD sampai SMA sudah terbiasa dengan handphone bahkan lebih pintar dari orang tua mereka. Ini sebenarnya justru membuat perkembangan teknologi tak terbendung, jadi teringat dengan kata Albert Enstein “Teknologi tanpa agama buta”. Teknologi berkembang tanpa “pagar” baik dari sisi positif maupun sisi negatif, keduanya berjalan hampir beriringan atau bahkan ada yang lebih maju salah satu sisinya. Jika hal itu positif akan membuat kita jadi bangsa atau generasi yang maju tapi lain halnya jika sisi negatif yang ter-explore, hal inilah yang justru akan menghancurkan kita dan generasi kita jurang yang paling dalam. Pornografi adalah hal yang paling dekat dengan manusia, karena kita diciptakan dan dilahirkan dengan teintegrasi nafsu didalamnya. Handphone sebagai salah satu perkembangan teknologi adalah satu sarana yang memberikan kesempatan dan peluang seorang generasi untuk terjerumus kedalam dunia pornografi. Dulu jika seseorang memiliki sesuatu yang berhubungan dengan pornografi akan merasa malu jika diketahui oleh orang lain tapi sekarang??? Sebuah handphone dengan teknologi multimedia sangat membantu seseorang untuk membuat, menyimpan bahkan menyebarkan pornografi kepada siapapun yang menghendaki bahkan tidak menghendaki sekalipun. Bagaimana seandainya teknologi itu jatuh kepada generasi yang belum siap dengan perkembangan??? Huh…

Imajinasi adalah cikal bakal teknologi. Suatu teknologi tercipta karena daya imajinasi manusia yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemudahan. Tapi anehnya hal ini justru terbalik keadaanya dengan generasi penerus (siswa-siswi) yang ada disekitar kita sekarang. Generasi kita menjadi generasi yang tidak mempu berimajinasi, justru menjadi generasi yang instan. Mengutip sebuah kalimat seorang siswa SMK “Jika kita ingin mudah untuk mengerti dan memahami kinerja suatu sistem maka itu harus tersampaikan dalam bentuk real dan jelas kepada kita dong pa!!!”, hal ini terjadi ketika saya sendiri sedang menyampaikan suatu kinerja mesin kepada siswa siswi SMK. Kaget bercampur sedih, sungguh suatu hal yang harus dipecahkan bersama, disaat generasi ini sudah tidak mampu berimajinasi maka hancurlah kita dan generasi kita termakan perkembangan teknologi. Kita sebagai pendidikan harus menguasai teknologi lebih dulu dan lebih pintar dari mereka (siswa) supaya kita mampu memberikan gambaran efek jangka pendek dan efek jangka panjang baik dari sisi positif maupun sisi negatif. Jangan sampai generasi kita menjadi generasi instan tanpa imajinasi. Memang bagus kita memberikan suatu materi dengan alat bantu multimedia dan benda real, tapi bukan berarti disetiap materi yang kita sampaikan harus menggunakan alat bantu tersebut, bantulah siswa siswi supaya mampu mengembangkan kreatifitas dengan imajinasi mereka. Hindari ketergantungan dengan alat bantu multimedia untuk menjadi memahami dan mengerti. Relakah generasi kita sebagai generasi yang hanya mampu bekerja untuk orang lain (baca : negera lain) tanpa memiliki teknologi walaupun mereka menguasai teknologi??? Huh…

Alat bantu multimedia sangat membantu transfer ilmu dari seorang pendidik kepada peserta didik, tapi imajinasi yang dimiliki seorang peserta didik menjadi berkurang. Mereka akan menjadi kurang mampu mengembangkan imajinasi karena materi yang disampaikan akan dengan mudah diterima, dimengerti dan dipahami. Hal ini justru akan menciptakan generasi yang menguasai suatu ilmu tanpa mampu mengembangkannya. Sulitnya peserta didik untuk memahami dan menguasai suatu ilmu akan memancing mereka untuk mencari dan menemukan sendiri ilmu tersebut, proses pencarian ini akan mampu merangsang imajinasi seorang peserta didik untuk terus berkembang. Berikut tips untuk membantu pendidik dalam melakukan transfer ilmu :

  • Berikan suatu materi tanpa alat bantu apapun, rangsang imajinasi mereka untuk terus menemukan dan mengembangkan dari satu titik ke titik yang lain. Biarkan hal ini berjalan beberapa saat sampai mereka terlihat lelah dalam proses pencarian penguasaan materi yang kita sampaikan. Dengan hal ini mereka sudah berusaha mencari walaupun tidak membuahkan hasil yang diharapkan dari materi yang kita sampaikan.
  • Gunakan alat bantu sederhana setelah kita mampu merangsang imajinasi mereka dalam menguasai dan memahami materi yang kita sampaikan. Hal ini dilakukan untuk mengarahkan imajinasi mereka ke suatu titik yang lebih terarah dengan materi yang kita sampaikan. Biarkan beberapa saat sampai imajinasi peserta didik hampir mendekati materi yang harus dikuasai dan dipahami.
  • Gunakan alat bantu multimedia dan real dalam tahap akhir penyampaian materi sampai mereka mengucapkan suatu kalimat yang menggambarkan bahwa apa yang mereka imajinasikan sesuai dengan materi yang disampaikan. Satu kalimat sederhana yang sering terdengar oleh peserta didik adalah “OOOH”, hal ini cukup memberikan suatu gambaran kepada kita bahwa mereka sebelumnya ber-imajinasi untuk memahami dan menguasai materi yang sedang kita sampaikan.
  • Hindari menggunakan alat bantu baik yang sederhana maupun multimedia real pada awal-awal penyampaian materi, hal ini menghindari matinya daya imajinasi peserta didik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar